Cara Alami Mengobati Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Tekanan darah tinggi atau yang juga disebut hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik penderita lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik penderita lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Takanan darah tinggi meningkatkan risiko penderita untuk mengalami penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) seperti stroke (penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak), penyakit jantung koroner (penyumbatan arteri koroner jantung atau serangan jantung), gagal ginjal, gangguan penglihatan, dll.
Sumber: http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/images/videothumb/New%20Picture.bmp |
Penderita hipertensi biasanya tanpa gejala, akan tetapi sebagian kecil penderita bisa mengalami gejala seperti nyeri atau rasa tidak nyaman pada leher bagian belakang. Oleh sebab itu, penderita hipertensi harus selalu rutin kontrol cek tekanan darah menggunakan tensimeter/sphygmomanometer.
Penderita hipertensi harus rutin minum obat anti hipertensi setiap hari. Namun, sangat banyak penderita hipertensi yang minum obat anti hipertensi tidak rutin setiap hari dikarenakan berbagai alasan, seperti malas untuk minum obat setiap hari, khawatir kondisi ginjal jika minum obat setiap hari, dan berbagai alasan yang lain.
Perlu ditekankan bahwa hipertensi merupakan suatu kondisi yang tidak bisa disembuhkan, akan tetapi hipertensi sangat bisa untuk terkontrol. Hipertensi dikatakan terkontrol jika tekanan darah dalam batas normal yaitu tekanan darah sistolik harus di bawah 140 mmHg dan tekanan darah diastolik harus di bawah 90 mmHg. Agar hipertensi selalu terkontrol ada 2 (dua) cara yang bisa dilakukan, yaitu pertama dengan cara alami dan kedua dengan cara menggunakan obat-obatan.
Sumber: http://www.pptm.depkes.go.id/cms/frontend/images/videothumb/CERDIK.JPG |
Berikut cara alami mengobati hipertensi:
1. Menurunkan berat badan pada penderita obesitas atau penderita gemuk dapat menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan 10 kg dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-20 mmHg. Menurukan ukuran pinggang juga dapat menurunkan tekanan darah. Rekomendasi ukuran pinggang kurang dari 94 cm untuk pria dan kurang dari 80 cm untuk wanita, indeks massa tubuh <25 kg/m2. Cara menghitung indeks massa tubuh adalah berat badan dibagi tinggi badan dalam satuan meter yang telah dikuadratkan. Rekomendasi penurunan berat badan meliputi anjuran untuk mengurangi makanan yang banyak mengandung kalori dan juga meningkatkan aktivitas fisik.
2. Menerapkan pola makan sehat seperti lebih banyak makan buah, sayur-sayuran, dan produk susu rendah lemak dengan kandungan lemak jenuh dan total lebih sedikit, kaya kalium dan calcium dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg. Makanan kaya kalium seperti pisang, kentang, kacang, kurma, alpukat, saos tomat, ikan, melon, dan pepaya. Makanan kaya calcium seperti sumsum tulang sapi, bayam, lobak, kol, brokoli, kangkung, kacang kedelai, kacang putih, kacang almond, jeruk, pisang, ikan salmon, sarden, udang, dan kerang. Namun, perlu hati-hati pada penderita dengan gagal ginjal karena terlalu banyak mengonsumsi makanan kaya kalium justru akan mengancam nyawa penderita gagal ginjal.
3. Pembatasan konsumsi garam harian dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-8 mmHg. Konsumsi garam <6 g/hari. Penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan rendah garam sebagai bagian pola makan sehat.
4. Aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-9 mmHg. Melakukan aktivitas fisik intensitas sedang setiap hari atau minimal 3 hari dalam setiap minggu seperti jalan cepat atau jogging minimal 30 menit setiap hari.
5. Pembatasan konsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-4 mmHg.
6. Berhenti merokok untuk mengurangi risiko kardiovaskuler secara keseluruhan. Merokok merupakan faktor risiko yang sangat berperan untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler. Berhenti merokok sebelum terlambat.
Sumber: http://pppl.depkes.go.id/upload/942_Slide_GPTD2.edit1.jpg |
0 comments:
Post a Comment